Angka penting adalah semua angka yang diketahui dengan pasti (diperoleh dari hasil
pengujian/pengukuran) dan angka pertama yang diragukan dimana angka yang
diragukan tersebut tidak dicantumkan dalam pelaporan. Angka
penting dipengaruhi:
1)
tingkat ketelitian alat, dan
2)
pembulatan.
Aturan 1: pembulatan angka penting
a) pembulatan angka ke atas, nilai akhir 6,7,8,9
contoh: 0,126; 0,127; 0,128; dan 0,129
jika dalam 2 angka penting maka dilaporkan = 0,13
b) pembulatan angka ke bawah, bila nilai akhir 0,1,2,3, atau 4
contoh: 0,120; 0,121; 0,122; 0,123; dan 0,124
jika dalam 2 angka penting maka dilaporkan = 0,12
c) jika angka terakhir 5, pembulatan ditentukan berdasarkan angka pasti
didepannya dengan ketentuan:
i. bila angka pasti
didepannya genap maka angka terakhir 5 dibulatkan kebawah misalnya: 0,1265
menjadi 0,126 (tiga angka penting) karena angka pasti 6 merupakan angka genap
ii. bila angka pasti
didepannya ganjil maka angka terakhir 5 dibulatkan keatas misalnya: 0,1275
menjadi 0,128 (tiga angka penting) karena angka pasti 7 merupakan angka ganjil
Aturan 2: semua angka bukan nol adalah angka penting
a) 1,2345 ppm (5 angka penting)
b) 1,234 ppm (4 angka penting)
c) 1,23 ppm (3 angka penting)
d) 1,2 ppm (2 angka penting)
e) 1 ppm (1 angka penting)
Aturan 3: angka nol yang terletak
diantara angka bukan nol adalah angka
penting
a) 1,0345 ppm (5 angka penting)
b) 1,204 ppm (4 angka penting)
c) 1,03 ppm (3 angka
penting)
d) 1,0001 ppm (5 angka penting)
Aturan 4: angka nol terletak pada
deretan akhir baik sebelum/sesudah koma adalah angka
penting
a)
1,0000 ppm (5 angka penting)
b)
10,00 ppm (4 angka penting)
c)
10,0 ppm (3 angka penting)
d)
1,0 ppm (2 angka penting)
Aturan 5: semua
angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol baik
sebelum atau sesudah koma BUKAN angka penting
a)
0,2 ppb (1 angka penting)
b)
0,03 ppb (1 angka penting)
c)
0,007 ppb (1 angka penting)
d)
0,20 ppb (2 angka penting)
e)
0,270 ppb (3 angka penting)
f)
0,13000 ppb (5 angka penting)
Aturan 6: angka ratusan, ribuan,
dituliskan dengan notasi ilmiah sebagai angka penting adalah:
a)
100 g/L = 1.102 g/L (1 angka penting)
b)
100 g/L = 1,0.102
g/L (2 angka penting)
c)
100 g/L = 1,00.102
g/L (3
angka penting)
Namun belum populer di masyarakat awam
Laporan hasil pengujian dengan menggunakan angka penting harus mempertimbangkan:
a)
peraturan perundang-undangan
yang berlaku misalnya nilai baku mutu, nilai ambang batas atau batas
spesifikasi teknis;
b)
kemampuan (ketelitian)
peralatan untuk menunjukkan suatu batasan nilai tertentu;
c)
persyaratan pelanggan (customer).
Saya mau bertanya dalam hal analisa air sesuai permenkes 492/2010 baku mutu untuk pH adalah 6,5-8,5 sementara hasil pengukuran alat pH meter 6,874 maka hasil yg kita laporkan berapa digit pak?
ReplyDeleteJika baku mutu memiliki 2 angka penting dengan 1 desimal (6,5 - 8,5) maka hasil pengukuran 6,874 dapat dilaporkan 6,9 sesuai angka penting dan desimal dalam baku mutu. Hal ini dikarenakan nilai 6,874 bukan pada daerah kritis atau batas spesifikasi sehingga melaporkan 6,874 = 6,87 = 6,9 yang berarti melebihi baku mutu. Makasih
Delete