Untuk
mendapatkan validitas data hasil pengujian parameter kualitas lingkungan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maupun hukum maka data tersebut harus
memiliki akurasi dan presisi yang memenuhi batas keberterimaan pengendalian
mutu internal serta dilengkapi dengan nilai estimasi ketidakpastian pengujian. Karena itu, diperlukan pedoman untuk
menghitung estimasi ketidakpastian yang dapat diterima oleh pengguna dan
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data hasil pengujian parameter
kualitas lingkungan yang dihasilkan oleh laboratorium lingkungan. Pedoman perhitungan
estimasi ketidakpastian yang dapat diterima baik secara nasional maupun internasional
mengacu kepada ISO/IEC Guide 98-3: 2008 Uncertainty
of measurement ― Part 3: Guide to the expression of uncertainty in measurement. Perhitungan estimasi ketidakpastian
dilakukan setelah pengendalian mutu internal memenuhi batas keberterimaan
metode pengujian yang digunakan.
Pengujian parameter kualitas
lingkungan merupakan suatu
kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan dan penentuan satu sifat atau lebih
parameter kualitas lingkungan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Sedangkan pengujian yang dilakukan oleh laboratorium lingkungan digunakan
untuk:
a. mengetahui status penaatan terhadap
peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup;
b. mengetahui kualitas lingkungan dalam
rangka pemantauan kualitas lingkungan;
c. kajian dan evaluasi baku mutu lingkungan; dan/atau
d. pengembangan metode uji berkaitan dengan
peraturan perundangan-undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup.
Secara prinsip,
hasil pengujian parameter kualitas lingkungan hanya merupakan taksiran atau
pendekatan nilai besaran ukur. Hal ini disebabkan pada kegiatan pengujian
terkandung kesalahan sistematika maupun kesalahan acak. Karena itu, hasil pengujian
hanya lengkap bila disertai dengan pernyataan ketidakpastian dari taksiran
tersebut sehingga dapat menunjukkan derajat ketelitian dan bermakna secara ilmiah.
Ketidakpastian adalah ukuran sebaran yang secara layak dapat dikaitkan dengan
nilai terukur yang memberikan rentang, terpusat pada nilai terukur, dimana di
dalam rentang tersebut terletak nilai benar dengan kemungkinan tertentu.
Kesalahan sistematika merupakan kesalahan yang berasal dari
pengaruh-pengaruh yang dapat diketahui dengan pasti atau ditimbulkan oleh
adanya faktor tetap yang mengakibatkan hasil pengujian cenderung lebih tinggi
atau lebih rendah dari nilai sebenarnya. Berbagai sebab dapat mengakibatkan
timbulnya kesalahan sistematika, seperti kelemahan metode pengujian, kondisi akomodasi
dan lingkungan pengujian, kurang kompetennya personil laboratorium, ketidakstabilan
peralatan atau instrumentasi, atau bahan standar yang tidak mampu telusur ke
standar pengukuran nasional atau internasional. Kesalahan-kesalahan tersebut tidak mempengaruhi penyebaran data,
tetapi akan menunjukkan bias rerata hasil pengujian sehingga kesalahan sistematika
akan mempengaruhi akurasi suatu hasil pengujian.
Sedangkan kesalahan acak
berasal dari pengaruh faktor-faktor yang tidak dapat diperkirakan atau
diprediksi dan hanya bersifat sementara. Dengan kata lain, kesalahan acak
terjadi secara kebetulan atau
tanpa disengaja dan bervariasi dari pengujian ke pengujian lainnya. Kesalahan
acak sulit untuk dihindari karena disebabkan oleh fluktuasi yang tidak dapat
diduga. Sebab-sebab kesalahan acak tidak dapat diketahui dengan pasti, tetapi
dijelaskan sebagai pengaruh yang sangat kecil dan tidak sama dalam setiap
pelaksanaan pengujian, misalnya fluktuasi tegangan listrik, suhu atau
kelembaban kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian. Karena itu, timbulnya
kesalahan acak akan mempengaruhi presisi dari suatu hasil pengujian. Secara
diagram kesalahan pengujian parameter kualitas lingkungan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 1: Diagram ketidakpastian dan faktor
koreksi dari suatu pengujian
pak anwar, sumber ini darimana yak? bisa dishare referensi nya pak ? ...terimkasih
ReplyDeleteBanyak literatur tentang ketidakpastian yang saya gunakan, diantaranya:
ReplyDelete1) EURACHEM/CITAC Guide CG 4 Quantifying uncertainty in Analytical Measurement Third Edition (http://www.citac.cc/QUAM2012_P1.pdf)
2)Handbook for Calculation of Measurement Uncertainty in Environmental Laboratories (http://www.nordtest.info/images/documents/nt-technical-reports/nt_tr_537_ed3_1_English_Handbook%20for%20Calculation%20of%20Measurement%20uncertainty%20in%20environmental%20laboratories.pdf)
3)ISO/IEC 98-3: 2008 Uncertainty of measurement — Part 3: Guide to the expression of uncertainty in measurement
4) Anwar Hadi, 2008, Uncertainty of Measurement for Environmental Analysis, Ministry of Environment, Jakarta
Semoga bermanfaat. Aamiien....
selamat siang pak, saya sangat tertarik dengan buku-buku yang bapak susun... tapi sayangnya di tempat saya di banjarmasin sangat susah utk memperolehnya. kemana ya pak saya bisa membeli buku2 bapak?
ReplyDeleteTerimakasih atas ketertarikannya terhadap buku-buku saya. Namun demikian, mohon maaf jika saat ini sulit mendapatkannya di toko buku karena sudah habis terjual. Saat ini, buku yang masih bisa diperoleh langsung dari saya adalah buku "pengambilan sampel lingkungan". Untuk mengetahui sinopsis buku tersebut dapat di lihat di
ReplyDeletehttp://www.infolabling.com/2015/12/pengambilan-sampel-lingkungan-good_19.html#.WB34LSRRXgE