Ditulis Oleh : cak war | Anwar Hadi
1)
Ruang
Lingkup
Metode digunakan untuk penentuan Fe total dan
terlarut dalam air dan air limbah secara SSA pada kadar Fe 0,3 mg/L - 10 mg/L
pada λ = 248,3 nm.
Catatan: a) 0,3 mg Fe/L =
Limit of Quantitation (LoQ)
b) 10 mg Fe/L =
Limit of Linearity (LoL)
c) 0,12 mg Fe/L =
estimasi Metthod Detection Limit (MDLest)
d) besi
terlarut = besi dalam air yang
dapat lolos melalui saringan membran pori 0,45 μm
e) besi
total = besi yang terlarut dan
tersuspensi dalam air setelah dilakukan destruksi HNO3 serta
pemanasan
2)
Prinsip
Analit logam besi dalam nyala udara
asetilen diubah menjadi bentuk atomnya, menyerap energi radiasi elektromagnetik
yang berasal dari lampu katoda dan besarnya serapan berbanding lurus dengan
kadar analit.
3)
Bahan kimia yang dibutuhkan
a) air bebas mineral yang memiliki daya hantar
listrik < 2 μS/cm;
b) asam nitrat (HNO3) pekat p.a;
c) larutan standar logam besi (Fe);
d) gas asetilen (C2H2) HP
dengan tekanan minimum 100 psi;
g) kalsium karbonat (CaCO3); dan
h) asam khlorida (HCl).
4)
Peralatan yang
dibutuhkan
a) Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA)-nyala;
b) lampu
katoda berongga (Hollow Cathode Lamp, HCL) besi;
c) gelas
piala 100 mL dan 250 mL;
d) pipet
volumetrik 10,0 mL dan 50,0 mL;
e) labu
ukur 50,0 mL; 100,0 dan 1000,0 mL;
f) Erlenmeyer
100 mL;
g) corong
gelas;
h) kaca
arloji
i) pemanas
listrik;
j) seperangkat
alat saring vakum;
k) saringan
membran dengan ukuran pori 0,45 μm;
l) timbangan
analitik dengan ketelitian 0,0001 g; dan
m) labu semprot.
5)
Pengawetan contoh uji
Wadah : botol plastik (polyethylene, PP) atau botol gelas
Pengawet : a) untuk
logam terlarut, saring dengan saringan membrane berpori 0,45 μm dan tambahkan HNO3 hingga
pH < 2
b) untuk logam total,
asamkan dengan HNO3 hingga pH < 2
Lama Penyimpanan : 6 bulan
Kondisi
Penyimpanan : suhu ruang
6)
Kurva Kalibrasi
a) operasikan SSA
dan optimasikan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat untuk pengukuran besi;
Catatan: i. salah satu cara optimasi alat dengan uji sensitifitas.
ii. tambahkan matrix modifier (larutan kalsium) dan/atau atasi
gangguan pengukuran sesuai dengan SSA yang digunakan.
b) kurva
kalibrasi dibuat dengan 1 (satu) blanko dan minimal 3 (tiga) kadar larutan
kerja yang berbeda secara proporsional pada rentang pengukuran, dimana kadar
deret larutan kerja terendah adalah LoQ metode (0,3 mg/L) atau MDLest
(0,12 mg/L)
7)
Pengendalian
mutu
a) gunakan bahan
kimia pro analisis (pa);
b) gunakan alat gelas bebas kontaminasi;
c) gunakan alat ukur yang terkalibrasi;
d) dikerjakan oleh analis yang kompeten;
e) koefisien korelasi regresi linier (r) ≥
0,995 dengan intersepsi (a) ≤ MDLest;
f) lakukan
analisis blanko dengan frekuensi 5% - 10% per batch (satu seri
pengukuran) atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji < 10 sebagai kontrol
kontaminasi
g) lakukan
analisis duplo dengan frekuensi 5% - 10% per batch atau minimal 1 kali
untuk jumlah contoh uji < 10 sebagai kontrol ketelitian analisis. Jika %RPD
> 10% maka dilakukan pengukuran selanjutnya hingga diperoleh nilai %RPD ≤
10%
h) lakukan
kontrol akurasi dengan spike matrix atau salah satu standar kerja dengan
frekuensi 5% - 10% per batch atau minimal 1 kali untuk 1 batch. Kisaran persen temu balik untuk spike
matrix adalah 85% - 115% dan untuk standar kerja 90% – 110%.
i) lakukan
analisis terhadap blind sample; dan
j) buat control chart untuk akurasi dan presisi
analisis
0 komentar:
Post a Comment