Tuesday, 1 April 2014

MDL dan LoQ Mercury (Hg) secara Spektrofotometri Serapan Atom Uap Dingin atau Mercury Analyzer

Ditulis Oleh : cak war | Anwar Hadi 
 
SNI 6989.78: 2011 atau ASTM D 3223 untuk pengujian mercury (raksa, Hg) dalam air dan air limbah secara spektrofotometri serapan atom (SSA) - uap dingin atau mercury analyzer memberikan batasan rentang kisaran kadar 1 μg Hg/L - 20 μg Hg/L. Langkah awal penentuan batas deteksi metode (Metthod Detection Limit, MDL), adalah pembuatan kurva kalibrasi awal (preliminary calibration curve) dengan pertimbangan sebagai berikut:
1)  minimal 7 deret kadar larutan kerja tanpa blanko digunakan untuk pembuatan kurva kalibrasi awal. Deret kadar larutan kerja harus disesuaikan dengan rentang kerja metode.
2)  sebelum deret kadar larutan kerja diukur, maka SSA atau mercury analyzer yang digunakan harus dilakukan uji kinerja (performance check). Optimalkan dan operasikan instrumen sesuai dengan petunjuk penggunaan alat serta ukur respon instrumen terhadap larutan kerja;
3)  buat kurva kalibrasi yang merupakan hubungan antara kadar larutan kerja dengan respon instrumen serta tentukan persamaan garis regresinya. Jika koefisien korelasi regreasi linier (r) < 0,995 atau koefisien determinasi (R2) < 0,990, maka periksa kondisi alat serta ulangi pengukuran deret kadar larutan kerja hingga diperoleh nilai r ≥ 0,995 atau R2 ≥ 0,990. Selain itu, hal yang harus dipertimbangkan adalah intercept  (a) dalam regresi linear harus ≤ MDL estimasi dan %RLCS = 100% ± 10%;
4) jika persamaan regresi linear dalam kurva kalibrasi yang terbentuk telah memenuhi batas keberterimaan maka tentukan method slope (b) yang diperoleh dari kemiringan kurva kalibrasi;



Penentuan MDL didasarkan pada estimasi MDL yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

a)  dengan mempertimbangkan perbandingan antara MDL : LoQ = 4 : 10 dan batas kadar rendah rentang metode pengujian (LoQ) mercury adalah 1 μg/L, maka:


b)  kadar estimasi MDL tersebut dikalikan dengan faktor 1 – 5 sehingga diperoleh rentang kadar mercury 0,4 μg Hg/L - 2 μg Hg/L. Rentang kadar yang diperoleh digunakan sebagai dasar pembuatan larutan kerja mercury dan dapat ditambahkan ke dalam sampel air atau air limbah sebagai Laboratory Fortified Matrix (LFM). Penambahan (spike) larutan kerja ke sampel harus mempertimbangkan bahwa sampel tersebut memiliki kadar mercury yang sangat kecil yaitu kurang dari MDL estimasi (0,4 μg/L), karena itu terhadap sampel tersebut harus dianalisis terlebih dulu dan dipastikan tidak mengandung mercury. Jika spike ditambahkan ke akuades, maka disebut Laboratory Fortified Blank (LFB).

c)  dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka kadar 1 μg Hg/L digunakan sebagai target dan dianalisis sesuai tahapan metode SNI 6989.78: 2011 atau ASTM D 3223 dengan hasil sebagaimana Tabel 2. Kadar 1 μg Hg/L merupakan kadar awal yang dipilih karena disesuaikan dengan batas terendah rentang kerja metode (LoQ).

 


Sehubungan dengan S/N = 9,05 maka kadar target 1 μg Hg/L dapat diterima. Jika hasil S/N lebih kecil dari 2,5 maka kadar target harus dinaikkan hingga 2 μg Hg/L. Sebaliknya, jika hasil S/N lebih besar dari 10 maka kadar target diturunkan hingga 0,4 μg Hg/L. Pemilihan kadar spike dilakukan untuk mendapat S/N = 2,5 – 10.

e)  kesimpulan: MDLexperiment = 0,3 µg/L dan LoQexperiment = 1 µg/L
MDLexperiment dan LoQexperiment sangat penting digunakan untuk pertimbangan penentuan deret larutan kerja rendah dalam kurva kalibrasi. Data hasil uji sampel tidak diperkenankan dilaporkan dibawah kadar deret larutan kerja terendah dalam kurva kalibrasi. Gambar 2 dan Gambar 3, memberikan ilustrasi penggunaan MDLexperiment dan LoQexperiment dalam kurva kalibrasi dan pelaporan hasil pengujian pada kadar  rendah.
 











0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © . infolabling Anwar Hadi - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger