Bidang pengujian dan parameter uji
Penentuan bidang pengujian kualitas lingkungan
sangat tergantung pada tujuan yang ditetapkan. Bidang pengujian kualitas
lingkungan dibedakan sesuai dengan media lingkungan yang ada. Adapun parameter
yang harus dianalisis disesuaikan dengan baku mutu lingkungan yang tertuang
dalam peraturan perundang-undangan dibidang lingkungan hidup. Namun demikian,
dalam penerapannya seringkali penentuan parameter yang harus dianalsis
disesuaikan dengan sumber daya yang ada termasuk biaya yang tersedia. Contoh
bidang pengujian kualitas lingkungan, antara lain: air permukaan, air tanah,
air limbah, air laut, udara ambien, emisi sumber bergerak, emisi sumber tidak
bergerak, tanah, biota dan lain sebagainya.
Selain itu, penentuan parameter yang harus
dianalisis juga sangat tergantung pada keberadaan bahan pencemar atau polutan
yang ada di lingkungan. Sebagai contoh, parameter yang harus dianalisis untuk
air limbah industri logam akan berbeda dengan parameter uji air limbah tekstil.
Hal ini disebabkan tiap industri menggunakan jenis bahan baku dan proses
produksi yang berbeda sehingga menghasilkan air limbah yang berbeda pula. Tabel
1, mengambarkan bidang pengujian kualitas lingkungan dan parameter yang harus
dianalisis untuk jenis industri yang berbeda.
Jika parameter uji tidak tercantum pada baku mutu
dalam peraturan perundang-undangan lingkungan hidup, maka petugas pengambil sampel
harus mengetahui bahan baku dan proses produksi sebelum melakukan pengambilan sampel
lingkungan. Selain itu, pengambilan sampel pendahuluan dan/atau keberadaan data
sekunder akan sangat membantu petugas pengambil sampel dalam menentukan
parameter lingkungan yang harus dianalisis.
Tipe sampel
Perencanaan pengambilan sampel
lingkungan harus mempertimbangkan bagaimana sampel akan diambil sehingga dapat
mewakili kondisi yang ada pada saat pengambilan sampel lingkungan dilakukan. Karena
itu, volume sampel yang diambil, tanggal, waktu, lokasi dan titik pengambilan sampel
serta kondisi lingkungan harus direkam sebagai data objektif yang dapat
digunakan untuk bahan interpretasi hasil pengujian. Secara umum, tipe sampel
lingkungan dibedakan menjadi sampel sesaat (discrete
sample atau grab sample), sampel gabungan
(composite sample), dan sampel terpadu
(integrated sample).
Sampel sesaat adalah sampel yang diambil
dari titik pengambilan sampel yang ditentukan untuk dikumpulkan ke dalam sebuah
wadah pada waktu tertentu. Hasil pengujian terhadap sampel sesaat dapat
menunjukkan kondisi kualitas lingkungan yang mewakili pada waktu sampel diambil
di titik pengambilan sampel yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, sampel
sesaat tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat suatu keputusan
kebijakan lingkungan hidup. Pengambilan sampel sesaat dapat dilakukan terhadap sampel
air/air limbah, udara ambien/emisi, tanah/lumpur/sedimen, maupun mikroorgnisme.
Pengambilan sampel sesaat hanya
dapat dilakukan apabila kondisi lokasi pengambilan sampel diasumsikan homogen
atau konstan. Apabila kondisi lokasi pengambilan sampel heterogen atau
fluktuatif, maka pengambilan sampel sesaat dilakukan pada waktu keadaan yang
berbeda sehingga dapat mewakili kondisi kualitas yang sebenarnya. Pengambilan sampel
sesaat dalam kondisi ini akan membutuhkan biaya yang cukup besar baik untuk
pengambilan sampel maupun pengujian di laboratorium. Untuk mengatasi hal ini,
maka dapat dilakukan pengambilan sampel gabungan. Dalam hal ini, perlu
dipertimbangkan bahwa pengambilan sampel gabungan umumnya dilakukan terhadap sampel
air/air limbah, atau tanah/lumpur/sedimen.
Sampel gabungan merupakan campuran
dua atau lebih sampel sesaat ke dalam sebuah wadah untuk diuji di laboratorium.
Pengambilan sampel gabungan sangat bermanfaat untuk menentukan rerata
konsentrasi parameter yang diuji selama periode waktu pengambilan sampel
gabungan dilakukan untuk karakteristik kualitas lingkungan pada suatu lokasi
pengambilan sampel. Biaya yang dibutuhkan untuk pengujian sebuah sampel
gabungan lebih murah bila dibandingkan dengan beberapa sampel sesaat yang
diambil selama periode waktu yang sama. Pelaksanaan teknik pengambilan sampel
gabungan harus memperhatikan jenis parameter yang akan dianalisis dan dilakukan
oleh petugas pengambil sampel yang kompeten serta mempunyai intuitive dan technical judgment yang cukup, bila tidak akan memberikan
kesimpulan yang keliru.
Sebagai gambaran, jika air limbah
berfluktuatif sehingga kadang-kadang mempunyai pH yang tinggi dan rendah pada
periode waktu tertentu, maka akan menghasilkan pH netral jika pengukuran
dilakukan terhadap sampel gabungan. Sedangkan sampel senyawa organik yang mudah
menguap atau Volatile Organic Compounds (VOCs),
minyak dan lemak, Total Recoverable
Petroleum Hydrocarbons (TRPHs), serta pengujian mikroorganisme dan
parameter yang mudah berubah seperti suhu, pH maupun DO tidak tepat dilakukan
dengan cara pengambilan sampel gabungan, melainkan hanya dapat dilakukan dengan
pengambilan sampel sesaat.
Sampel gabungan dapat dibedakan
berdasarkan sampel gabungan waktu (time
composite sample) dan sampel gabungan tempat (location composite sample). Sampel gabungan waktu adalah campuran
beberapa sampel sesaat yang diambil pada titik pengambilan sampel yang sama,
volume yang sama, dengan interval waktu yang sama, dikumpulkan dalam sebuah
wadah untuk dilakukan pengujian. Tipe sampel gabungan waktu ini dapat dilakukan
terhadap tanah/lumpur/sedimen, atau air danau, air sungai, maupun air limbah
yang mempunyai aliran yang relatif konstan.
Jika alirannya bervariasi, maka sampel
gabungan proporsional aliran (flow
proportional composite sample) harus dipertimbangkan. Sampel gabungan ini
dapat dilakukan melalui 2 pendekatan. Pendekatan pertama, mengumpulkan beberapa
sampel pada volume yang sama untuk interval volume aliran yang sama. Sedangkan
pendekatan kedua, mengumpulkan sampel pada interval waktu yang sama tetapi
berdasarkan proporsional volume sampel untuk volume aliran selama interval
waktu tertentu.
0 komentar:
Post a Comment