Ditulis Oleh : cak war | Anwar Hadi
Secara prinsip penerapan bagan kendali dalam
pengendalian mutu internal adalah untuk mengendalikan akurasi dan presisi
sehingga tetap dalam batas keberterimaan yang telah ditetapkan dan menghindari
kecenderungan khusus yang ada. Dua tipe bagan kendali yang umum digunakan dalam
laboratorim lingkungan adalah bagan kendali akurasi (accuracy means chart) dan bagan kendali presisi (precision range chart).
Bagan
Kendali Akurasi
Bagan kendali akurasi sering diungkapkan dalam
rerata (x-chart) ataupun persen uji
temu balik (recovery test, %R-chart). Langkah awal membuat bagan
kendali akurasi adalah hitung rerata dan simpangan baku (sd) terhadap minimal 15
data hasil pengujian secara independen. Garis pusat (central line) bagan kendali merupakan nilai dari rerata yang
diperoleh dari sejumlah data hasil pengujian. Batas peringatan atas dan bawah
ditentukan pada daerah retata ± 2sd, sedangkan batas tindakan atas dan bawah
dibatasi pada daerah rerata ± 3sd. Bagan kendali akurasi (%R-chart) diterapkan untuk pengujian temu balik (%R) baik secara
teknik spiking atau memperlakukan
bahan acuan bersertifikat (certified
reference material, CRM) sebagaimana sampel uji (Tabel 1). Sedangkan bagan
kendali akurasi (x-chart) digunakan
untuk mengetahui stabilitas konsentrasi, antara lain CRM, larutan kerja, calibration check standard dan reagent blanks (Tabel 2).
Bagan
Kendali Presisi
Bagan kendali presisi umumnya diungkapkan dalam
rentang (R) yang merupakan selisih hasil pengujian terbesar dengan terkecil
dalam suatu pengulangan pengujian. Dalam penerapan di laboratorium, pengulangan
pengujian umumnya dilakukan secara duplo untuk sampel yang sama.
R = Xterbesar -
Xterkecil
Keterangan:
R = rentang hasil pengujian
Xterbesar = hasil pengujian terbesar
Xterkecil = hasil pengujian terkecil
Untuk memenuhi batasan dasar bagan kendali presisi
yang memenuhi batas pengendalian statistika maka minimum 15 data hasil
pengujian duplo dikumpulkan. Garis untuk rerata rentang ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut:
Bagan kendali presisi diungkapkan dalam rerata,
rentang atau %RPD dari masing-masing hasil pengulangan pengujian dapat
diterapkan bila sampel yang diuji memiliki konsentrasi dan matrik yang relatif
sama, misalnya bahan acuan bersertifikat (certified
reference material, CRM), konsentrasi larutan kerja (deret standar) untuk continuing calibration standard atau calibration verification standard. Untuk
pengujian sampel lingkungan, bagan kendali presisi harus dibedakan antara air
sungai tertentu dengan air sungai lainnya jika telah diketahui kandungan
konsentrasi pencemar dan matrik sangat berbeda. Begitu juga bagan kendali
limbah industri tertentu tidak diperkenankan digabung dengan industri lainnya
jika masing-masing industri memiliki matrik dan konsentrasi pencemar yang
berbeda.
Tabel 4 merupakan 20 data hasil pengujian chemical oxygen demand (COD) air sungai
yang dapat digunakan sebagai pola dasar (base
line) bagan kendali presisi. Berdasarkan kumpulan data hasil pengujian yang
dilakukan secara simplo dan duplo tesebut, maka dapat dihitung rerata, rentang
dan %RPD terhadap masing-masing pengujian. Bagan kendali presisi dapat
diungkapkan dalam rerata dari masing-masing rerata hasil pengujian atau grand mean, (Gambar 3), rentang dari
masing-masing hasil pengujian (Gambar 4) dan %RPD dari masing-masing hasil
pengujian (Gambar 5).
0 komentar:
Post a Comment