Tuesday, 22 July 2014

Cara Pemilihan dan Manfaat Bahan Acuan Bersertifikat

Ditulis Oleh : cak war | Anwar Hadi

Ketertelusuran hasil pengukuran ke Sistem Satuan Internasional memberikan keyakinan terhadap validitas data hasil pengujian sehingga dapat saling keberterimaan terhadap mutu data hasil pengujian antar laboratorium, antar institusi, dan/atau antar negara. Dalam ISO/IEC 17025 butir 5.6.2.1.1 dinyatakan bahwa untuk laboratorium kalibrasi, program kalibrasi peralatan harus dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa untuk memastikan kalibrasi dan pengukuran yang dilakukan laboratorium tertelusur ke Sistem Satuan Internasional. Sedangkan 5.6.2.2.2 menjelaskan bahwa untuk laboratorium pengujian, bila ketertelusuran pengukuran ke Sisten Satuan Internasional tidak mungkin dan/atau tidak relevan, persyaratan yang sama untuk ketertelusuran ke, misalnya, bahan acuan bersertifikat (CRM), metode dan/atau standar konsensus yang disepakati. Dengan demikian, ketertelusuran pengukuran dapat dilakukan melalui Sistem Satuan Internasional atau CRM.

Bahan acuan (reference material) yaitu suatu bahan atau zat yang salah satu atau lebih sifat-sifatnya telah diukur dan diperoleh datanya akurat. Bahan acuan memiliki sifat homogen dan cukup stabil, dengan hirarki tergantung dari tingkat akurasi dan posisinya dalam mata rantai ketertelusuran:
1)        bahan acuan primer (bahan kemurnian tinggi);
2)        bahan acuan primer bersertifikat (Certified Primary Reference Material)
suatu bahan acuan primer yang nilai dari salah satu atau lebih sifat-sifatnya ditetapkan dengan prosedur teknis yang valid serta tiap-tiap nilai tersebut akurasinya memiliki keterlelusuran dan ketidakpastian dengan tingkat kepercayaan tertentu dan disertifikasi oleh badan sertifikasi, misal: NIST, IRRM, BAM, NPL, LGC dan lain-lain. Bahan acuan bersertifkat yang diproduksi oleh NIST, secara komersial disebut standar acuan bersertifkat (standard reference materials, SRMs
3)        bahan acuan sekunder bersertifikat (Certified Secondary Reference Material)  
suatu bahan acuan sekunder yang nilai dari salah satu atau lebih sifat-sifatnya ditetapkan dengan prosedur teknis yang valid serta tiap-tiap nilai tersebut akurasinya memiliki keterlelusuran dan ketidakpastian dengan tingkat kepercayaan tertentu dan disertifikasi oleh pemasok yang kompeten, contoh: Mecrk, Wako, RTC, ERA dan lain sebagianya. Bahan acuan sekunder merupakan bahan acuan dengan nilai yang ditetapkan (asigned value) berdasarkan bahan acuan primer bersertifikat atau melalui nilai konsensus dalam program Interlaboratory Certification
4)      bahan acuan tertier (diturunkan dari bahan acuan sekunder bersertifikat, dapat digunakan sebagai larutan kerja dalam pembuatan kurva kalibrasi).

Manfaat bahan acuan bersertifikat, antara lain:
1)  Analyst Proficiency Test (Initial Demonstration of Capability for Analyst) memperlakukan CRM sebagai sampel dan diuji oleh analis sebagaimana tahapan prosedur pengujian. Analis yang mampu menguji CRM dengan hasil akurasi (%R) dan presisi (%RSD) memenuhi batas keberterimaan, maka analis tersebut dinyatakan kompeten.
2)        Kalibrasi instrumentasi
Instrumentasi kimia dapat dikalibrasi dengan CRM, misalnya Certified buffer solution pH dapat digunakan untuk kalibrasi pH meter.
3)        Penerapan pengendalian mutu internal
a)   memperlakukan CRM sebagaimana sampel dan dihitung akurasinya (%R). Jika akurasi data hasil pengujian memenuhi batas keberterimaan, maka sampel yang diuji secara paralel dengan CRM memiliki akurasi yang tinggi (bias kecil) serta ketertelusuran pengukurannya terjamin;
b)   penentuan laboratory control standard (LCS) untuk mengetahui kestabilan instrumen melalui pengukuran kadar tengah kurva kalibrasi.
4) CRM dapat digunakan sebagai bahan uji pada program uji banding atau uji profisiensi untuk mengetahui kinerja laboratorium secara keseluruhan;
5)  Penentuan bias and precision method dalam validasi metode atau verifikasi metode;

Saat ini, tidak semua CRM tersedia untuk memenuhi kebutuhan pengujian kimia di laboratorium lingkungan, baik dari segi parameter, kadar maupun matriksnya. Oleh karena itu, laboratorium lingkungan harus berhati-hati dalam memilih dan menggunakan CRM yang tersedia. Selain itu, karena harga CRM relatif mahal, maka laboratorium lingkungan juga perlu mengetahui cara penanganan CRM agar dapat digunakan secara tepat dan optimal.

Berikut ini pertimbangan pemilihan bahan acuan bersertifikat:
1)  memiliki keterlusuran pengukuran dan estimasi ketidakpastian yang dibuktikan dengan sertifikat dari pemasok yang kompeten;
2)    analit dalam CRM cukup homogen dan stabil sehingga memiliki waktu kedaluwarsa relatif cukup lama;
3)        memiliki matrik yang hampir sama dengan sampel yang diuji;
4)        CRM mengandung analit yang sama dengan sampel;
5)   konsentrasi analit dalam CRM disesuaikan dengan sensitifitas instrumen yang dimiliki laboratorium;
6)  sedapat mungkin hindari pengenceran bertingkat (pengenceran diusahakan sekali);
7)        CRM mudah didapat dipasaran.

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © . infolabling Anwar Hadi - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger