Ketertelusuran hasil
pengukuran ke Sistem Satuan Internasional memberikan keyakinan terhadap
validitas data hasil pengujian sehingga
dapat saling keberterimaan terhadap
mutu data hasil pengujian antar laboratorium, antar institusi, dan/atau antar
negara. Dalam ISO/IEC 17025 butir 5.6.2.1.1 dinyatakan bahwa untuk laboratorium
kalibrasi, program kalibrasi peralatan harus dirancang dan dioperasikan
sedemikian rupa untuk memastikan kalibrasi dan pengukuran yang dilakukan
laboratorium tertelusur ke Sistem Satuan Internasional. Sedangkan 5.6.2.2.2
menjelaskan bahwa untuk laboratorium pengujian, bila ketertelusuran pengukuran
ke Sisten Satuan Internasional tidak mungkin dan/atau tidak relevan,
persyaratan yang sama untuk ketertelusuran ke, misalnya, bahan acuan
bersertifikat (CRM), metode dan/atau standar konsensus yang disepakati. Dengan
demikian, ketertelusuran pengukuran dapat dilakukan melalui Sistem Satuan Internasional
atau CRM.
Bahan acuan (reference material)
yaitu suatu bahan atau zat yang salah satu atau lebih sifat-sifatnya telah
diukur dan diperoleh datanya akurat. Bahan
acuan memiliki sifat homogen dan cukup stabil, dengan hirarki tergantung dari
tingkat akurasi dan posisinya dalam mata rantai ketertelusuran:
1)
bahan acuan primer (bahan kemurnian
tinggi);
2)
bahan acuan primer bersertifikat (Certified
Primary Reference Material)
suatu bahan acuan primer
yang nilai dari salah satu atau lebih sifat-sifatnya ditetapkan dengan prosedur
teknis yang valid serta tiap-tiap nilai tersebut akurasinya memiliki
keterlelusuran dan ketidakpastian dengan tingkat kepercayaan tertentu dan
disertifikasi oleh badan sertifikasi, misal: NIST, IRRM, BAM, NPL, LGC dan lain-lain. Bahan acuan bersertifkat yang diproduksi oleh NIST, secara komersial disebut standar acuan bersertifkat (standard reference materials, SRMs)
3)
bahan acuan sekunder bersertifikat (Certified
Secondary Reference Material)
suatu bahan acuan
sekunder yang nilai dari salah satu atau lebih sifat-sifatnya ditetapkan dengan
prosedur teknis yang valid serta tiap-tiap nilai tersebut akurasinya memiliki
keterlelusuran dan ketidakpastian dengan tingkat kepercayaan tertentu dan disertifikasi
oleh pemasok yang kompeten, contoh: Mecrk, Wako, RTC, ERA dan lain sebagianya. Bahan
acuan sekunder merupakan bahan acuan dengan nilai yang ditetapkan (asigned
value) berdasarkan bahan acuan primer bersertifikat atau melalui nilai
konsensus dalam program Interlaboratory Certification
4)
bahan acuan tertier (diturunkan
dari bahan acuan sekunder bersertifikat, dapat digunakan sebagai larutan kerja
dalam pembuatan kurva kalibrasi).
Manfaat bahan acuan bersertifikat, antara lain:
1) Analyst Proficiency Test (Initial Demonstration of Capability for
Analyst) memperlakukan CRM sebagai
sampel dan diuji oleh analis sebagaimana tahapan prosedur pengujian. Analis
yang mampu menguji CRM dengan hasil akurasi (%R) dan presisi (%RSD) memenuhi
batas keberterimaan, maka analis tersebut dinyatakan kompeten.
2)
Kalibrasi instrumentasi
Instrumentasi kimia
dapat dikalibrasi dengan CRM, misalnya Certified
buffer solution pH dapat digunakan untuk kalibrasi pH meter.
3)
Penerapan pengendalian mutu internal
a) memperlakukan CRM sebagaimana sampel dan dihitung
akurasinya (%R). Jika akurasi data hasil
pengujian memenuhi batas keberterimaan, maka sampel yang diuji secara paralel
dengan CRM memiliki akurasi yang tinggi (bias kecil) serta ketertelusuran
pengukurannya terjamin;
b) penentuan laboratory control standard (LCS) untuk
mengetahui kestabilan instrumen melalui pengukuran kadar tengah kurva kalibrasi.
4) CRM dapat
digunakan sebagai bahan uji pada program uji banding atau uji profisiensi untuk
mengetahui kinerja laboratorium secara keseluruhan;
5) Penentuan bias and precision method dalam validasi
metode atau verifikasi metode;
Saat ini, tidak
semua CRM tersedia untuk memenuhi kebutuhan pengujian kimia di laboratorium
lingkungan, baik dari segi parameter, kadar maupun matriksnya. Oleh karena itu,
laboratorium lingkungan harus berhati-hati dalam memilih dan menggunakan CRM
yang tersedia. Selain itu, karena harga CRM relatif mahal, maka laboratorium
lingkungan juga perlu mengetahui cara penanganan CRM agar dapat digunakan
secara tepat dan optimal.
Berikut ini pertimbangan pemilihan bahan acuan bersertifikat:
1) memiliki keterlusuran pengukuran dan estimasi ketidakpastian yang
dibuktikan dengan sertifikat dari pemasok yang kompeten;
2) analit dalam CRM cukup homogen dan stabil sehingga memiliki waktu kedaluwarsa
relatif cukup lama;
3)
memiliki matrik yang hampir sama dengan sampel yang diuji;
4)
CRM mengandung analit yang sama dengan sampel;
5)
konsentrasi analit dalam CRM disesuaikan dengan sensitifitas instrumen
yang dimiliki laboratorium;
6) sedapat mungkin hindari pengenceran bertingkat (pengenceran diusahakan
sekali);
7)
CRM mudah didapat dipasaran.
0 komentar:
Post a Comment