Teknik Pengambilan Sampel Air Tanah
Jika lokasi pemantauan kualitas air tanah telah
ditetapkan berdasarkan tujuannya, maka sumur pantau yang digunakan harus
diketahui titik ordinatnya dengan Global
Positioning System (GPS) untuk memudahkan identifikasi dan pemetaan yang
benar. Pengambilan sampel air sumur dibedakan sebagai berikut:
1)
untuk sumur gali, sampel diambil pada kedalaman 20 cm di
bawah permukaan air dan/atau 20 cm diatas dasar sumur dengan memperhatikan
jangan sampai endapan dasar sungai/sedimen tidak terambil;
2)
untuk sumur bor dengan pompa tangan atau mesin, sampel
diambil dari kran atau mulut pompa tempat keluarnya air.
Bila memungkinkan, pengambilan sampel air sumur dilakukan setelah air dalam sumur dikuras secukupnya. Hal ini dilakukan untuk menyakinkan bahwa sampel yang telah diambil berasal dari air tanah bukan dari air hujan atau rembesan dari air permukaan, sehingga dapat menggambarkan kualitas air tanah sesungguhnya. Jika hal ini tidak mungkin dilakukan karena suatu alasan teknis atau lainnya maka pengambilan air sumur gali dilakukan pada pagi hari sedangkan untuk air sumur bor setelah air dibuang selama lebih kurang lima menit. Hal penting yang harus diperhatikan adalah menjaga jangan sampai air permukaan masuk ke dalam air sumur selama proses pengambilan sampel air tanah.
Jika pengambilan sampel air tanah dilakukan dengan
menggunakan peralatan bailer, maka
pastikan bahwa ketersediaan air sumur mencukupi sehingga bailer tercelup
seluruhnya dan air dapat terambil. Karena itu, sebelum pengambilan sampel
dilakukan, ukur kedalaman air sumur dengan menggunakan water level meter.
Bila pengambilan sampel air tanah dilakukan dengan pompa,
maka sedapat mungkin kecepatan aliran pompa sama dengan kecepatan aliran air
tanah. Sehubungan dengan hal tersebut, ukur kedalaman air dengan menggunakan water level meter. Ambil sebagian air
sumur dengan menggunakan pompa kecepatan rendah (low flow), lalu catat volume air yang terambil dan catat waktu yang
dibutuhkan kemudian hitung kecepatan alirnya. Perhitungan volume air yang
terambil gunakan persamaan 1 sedangkan persamaan 2 untuk menghitung kecepatan
alir pompa. Tunggu air sumur terisi secara alamiah, jika air sumur telah
tersedia cukup, maka lakukan pengambilan sampel dengan mempertimbangkan
kecepatan alir yang telah diperoleh (Gambar 2). Dengan demikian, kecepatan alir
pompa sepadan dengan kecepatan alir air tanah (aquifer).
Untuk mengetahui air tanah memiliki homogenitas yang
cukup baik, maka perlu dilakukan pengujian homogenitas dengan cara mengukur
sampel air tanah. Parameter yang diuji antara lain; suhu, derajat keasaman
(pH), oksigen terlarut (DO), dan daya hantar listrik (DHL). Apabila hasil
pengujian parameter tersebut tidak berbeda nyata yaitu batas keberterimaan
sebagaimana dalam Tabel 1 dipenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa air tanah telah
homogen dan sampel air tanah siap diambil untuk diukur kualitasnya sesuai
tujuan.
Tabel 1: Batas keberterimaan homogenitas air sungai
Parameter
|
DHL (μS/cm)
|
pH
|
Suhu (0C)
|
DO (mg/L)
|
Syarat
|
± 5%
|
± 0,1
|
± 0,2
|
± 10%
|
0 komentar:
Post a Comment