Monday, 19 January 2015

Job safety Analysis (JSA) Pengambilan Sampel Air Limbah

Ditulis Oleh : cak war | Anwar Hadi

Job safety Analysis (JSA) Pengambilan Sampel Air Limbah

Keselamatan dan kesehatan kerja petugas pengambil sampel merupakan faktor yang harus dipertimbangkan saat pengambilan sampel lingkungan di lakukan. Karena itu, setiap petugas pengambil sampel diharuskan memahami keselamatan dan kesehatan kerja yang baik dan benar. Sebelum pengambilan sampel dilakukan, petugas pengambil sampel harus menyusun analisis keselamatan kerja (job safety analysis, JSA).

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan saat penyusunan JSA pengambilan sampel lingkungan:
1)  Identifikasi sumber-sumber bahaya dan resiko pengambilan sampel
Sumber-sumber bahaya dan resiko harus diidentifikasi dan didokumentasikan saat menyusun JSA pengambilan sampel lingkungan. Berikut ini beberapa pertanyaan yang dapat membantu untuk mengidentifikasi sumber-sumber bahaya dan resiko:
a)dapatkah petugas pengambil sampel mencapai lokasi dan titik pengambilan sampel dengan aman?
b)   dapatkah sampel diambil dengan aman?
c) apakah petugas pengambil sampel mengalami pemaparan bahan beracun dan berbahaya saat mengambil sampel?
d) peralatan keselamatan dan kesehatan kerja apa yang harus digunakan saat mengambil sampel?
e)    pada lokasi pengambil sampel, apakah petugas pengambil sampel dapat terhindar dari hewan yang membahayakan, misalnya nyamuk malaria, laba-laba, ular, buaya dan lain sebagainya?

Selain pertimbangan hal-hal tersebut diatas, petugas pengambil sampel harus mengidentifikasi sumber-sumber kecelakaan yang berasal dari, antara lain:
a) bahaya bahan kimia
apabila menggunakan bahan kimia sebagai bahan pengawet sampel, maka petugas pengambil sampel harus dapat mengidentifikasi beberapa bahan kimia yang dapat menimbulkan bahaya, antara lain:
i.    asam kuat (misalnya H2SO4(p); HCl(p); HNO3(p)), basa kuat (misalnya NaOH, KOH) yang dapat menyebabkan iritasi;
ii. pelarut organik yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan, iritasi tenggorokkan dan saluran pernafasan.
b) bahaya kecelakaan peralatan yang dapat terjadi, misalnya luka terkena pecahan alat gelas saat jatuh atau terkena sengatan listrik pada kabel peralatan instrumen yang terkelupas.
c) bahaya lain yang dapat terjadi karena kesalahan sendiri, seperti: bahaya saat menggunakan peralatan runcing/tajam, terpeleset karena licin, dan lain sebagainya.

2)  Tindakan pencegahan
Apabila sumber-sumber bahaya dan resiko telah teridentifikasi maka tindakan pencegahan harus dilakukan agar kecelakaan dapat dihindari. Sehubungan dengan hal tersebut, petugas pengambil sampel harus menggunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja (personal protection equipment, PPE) atau alat pelindung diri (APD) yang diperlukan. Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja tersebut harus dipelihara dan diuji kelaikannya secara periodik. Selain peralatan kesehatan dan keselamatan kerja, petugas pengambil sampel harus membawa kotak P3K yang berisi obat-obatan, desinfektan, pelunak racun, salep dan lain sebagainya.

Selain identifikasi sumber bahaya dari tiap tahapan kerja yang dilakukan oleh petugas pengambil sampel dan tindakan pencegahan serta peralatan pelindung diri saat pengambilan sampel dilakukan, hal-hal yang perlu dipertimbangan antara lain adalah:
1) petugas pengambil sampel telah memiliki ijin memasuki area industri untuk melakukan pengambilan sampel lingkungan;
2)   mematuhi semua peraturan yang berlaku di industri termasuk mengikuti safety induction dan saat melakukan pengambilan sampel harus senantiasa didampingi oleh perwakilan pihak industri;
3)   jaga kebersihan selama dan setelah pengambilan sampel lingkungan;
4)   tidak melakukan kegiatan pengambilan sampel lingkungan saat hujan atau jalan licin.
Berikut ini, contoh JSA pengambilan sampel air limbah industri:

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © . infolabling Anwar Hadi - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger