Homogenitas air danau atau air waduk dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya bentuk danau maupun arah angin. Ketika aliran air sungai masuk ke
danau maka akan terjadi pencampuran pada daerah tersebut. Cekungan yang
terisolasi akan mempunyai kualitas air yang berbeda dengan bagian danau
lainnya. Sebagai contoh, jika angin berhembus hanya mengarah pada salah satu
sudut danau/waduk maka ada kemungkinan terjadi konsentrasi alga pada sudut
danau/waduk tersebut yang akan mengakibatkan kualitas air pada daerah tersebut
berbeda dengan bagian lainnya. Gambar 1 mengilustrasikan lokasi pengambilan
sampel air danau/waduk.
Penentuan lokasi pengambilan sampel air danau/waduk diutamakan pada:
a) daerah masuknya air sungai ke
danau/waduk. Penentuan lokasi ini untuk mengetahui kualitas air danau/waduk
oleh masuknya air sungai ke badan air danau/waduk;
b) pada bagian tengah danau/waduk
untuk mengetahui kualitas air danau/waduk pada umumnya;
c) daerah pemanfaatan air
danau/waduk yaitu lokasi tertentu dimana air danau/waduk dimanfaatkan untuk
bahan baku air
minum, perikanan, pertanian, pembangkit listrik tenaga air, dan lain
sebagainya. Penentuan lokasi ini untuk mengetahui kualitas air danau/waduk yang
akan dimanfaatkan untuk suatu aktifitas tertentu;
d) daerah keluarnya air
danau/waduk. Penentuan lokasi ini untuk mengetahui kualitas air danau/waduk
secara keseluruhan bila dibandingkan dengan daerah masuknya air ke danau/waduk.
Penentuan titik pengambilan sampel
Apabila kualitas air danau/waduk ditentukan berdasarkan kedalamannya maka
perbedaan temperatur pada kedalaman 1 meter di bawah permukaan dan 1 meter
diatas dasar danau/waduk harus diketahui terlebih dahulu. Jika perbedaan temperatur mencapai lebih dari 30C
maka penentuan titik pengambilan sampel didasarkan pada stratifikasi
temperatur.
Pada umumnya, danau/waduk dengan kedalaman rata-rata kurang dari 10 meter
tidak mempunyai perbedaan temperatur yang nyata. Sedangkan pada danau/waduk yang cukup dalam dimungkinkan mempunyai stratifikasi temperatur sebagai berikut:
a) epilimnion yaitu lapisan air
danau/waduk berada dibawah permukaan yang suhunya relatif sama;
b)
metalimnion/termoklin yaitu
lapisan air danau/waduk yang mengalami penurunan suhu yang cukup besar (lebih
dari 10C/m) kearah dasar danau/waduk. Penentuan lapisan ini dapat dilakukan dengan cara
mengukur temperatur pada beberapa interval kedalaman tertentu.
c) hipolimnion
yaitu lapisan bawah air danau/waduk yang mempunyai temperatur relatif sama dan
lebih dingin dari lapisan atasnya. Biasanya lapisan ini mengandung kadar
oksigen yang rendah dan relatif stabil.
Sebagai ilustrasi, Gambar 2 menunjukan stratifikasi temperatur air
danau/waduk berdasarkan kedalamannya.
Gambar 2: Stratifikasi
temperatur air danau/wadukberdasarkan kedalamannya.
Jika stratifikasi temperatur danau/waduk telah diketahui maka titik
pengambilan sampel didasarkan pada ketentuan sebagai berikut:
a)
danau/waduk
yang mempunyai kedalaman rata-rata kurang dari 10 meter, sampel diambil pada 2
titik yaitu 0,2X dan 0,8X kedalaman air danau/waduk;
b)
danau/waduk
dengan kedalaman antara 10 – 30 meter, sampel diambil pada titik di permukaan,
pada lapisan metalimnion dan di dasar danau/waduk;
c)
danau/waduk
dengan kedalaman antara 30 – 100 meter, sampel diambil pada titik di permukaan,
pada lapisan metalimnion, pada lapisan hipolimnion dan di dasar danau/waduk;
d) danau/waduk yang kedalamannya lebih dari
100 meter, titik pengambilan sampel dapat ditambah sesuai dengan tujuannya.
Secara umum,
perlu diperhatikan bahwa pengambilan sampel diusahakan minimum 1 meter di bawah
permukaan air danau/waduk. Sedangkan untuk pengambilan sampel di dasar
danau/waduk harus hati-hati sehingga endapan atau sedimen danau/waduk tidak
terambil. Gambar 3 menunjukan penentuan titik pengambilan sampel air danau/waduk
berdasarkan stratifikasi temperatur kedalamannya.
Gambar 3: Penentuan titik pengambilan
sampel air danau/waduk berdasarkan stratifikasi temperatur kedalamannya.
Sangat bermanfaat
ReplyDeleteMakasih
ReplyDelete