Pada prinsipnya, program pelatihan berguna bagi personil yang memerlukan
pengetahuan dan keterampilan atau mereka yang masih membutuhkan peningkatan
keahliannya. Oleh sebab itu, langkah pertama adalah melakukan analisis
kebutuhan pelatihan bagi seluruh personil laboratorium, melalui identifikasi
untuk semua tugas atau keahlian dan pengetahuan yang diperlukan bagi setiap
posisi dalam organisasi laboratorium. Hal ini dapat dilakukan melalui kaji
ulang unjuk kerja personil laboratorium atau dalam kegiatan kaji ulang
manajemen yang mengidentifikasi kebutuhan pelatihan atau peningkatan personil.
Bila memungkinkan, personil yang bersangkutan diminta pendapatnya tentang
kesulitan yang mereka hadapi dalam pekerjaannya dan dimana mereka lebih suka
belajar untuk meningkatkan pengetahuannya. Sehingga dapat dipastikan personil
yang bersangkutan setuju dengan program pelatihan yang telah direncanakan dan
hasil yang diharapkan dapat dicapai secara optimum. Untuk mengetahui hal
tersebut maka efektivitas kegiatan pelatihan yang dilakukan harus dievaluasi.
Pelatihan yang diperlukan
untuk peningkatan personil laboratorium pada dasarnya meliputi 3 hal utama,
yaitu:
a) keterampilan : tentang apa yang dilakukan, bagaimana,
kapan, dan urutan tahapan yang benar termasuk tahapan mikro maupun tahapan
makro;
b) pengetahuan : tentang apa yang harus diketahui atau informasi penting yang dibutuhkan
untuk melakukan tugas sehari-hari serta informasi untuk memberikan pengertian
yang lebih baik dalam penyelesaian permasalahan yang timbul; dan
c) perilaku : yang meliputi perubahan kebiasaan atau kelakuan yang berasal dari
pengertian dan pengetahuan sehingga dapat meningkatkan motivasi dan kerjasama.
Adapun jenis pelatihan yang
dibutuhkan oleh personil laboratorium meliputi, antara lain:
a1) In-house training
In-house training merupakan pelatihan yang dilakukan di lingkungan
laboratorium didasarkan atas kebutuhan dan antisipasi terhadap lingkup
pekerjaan organisasi yang dirasakan perlu bagi personil untuk meningkatkan
kompetensinya. Pelaksanaan in-house
training dilakukan oleh para manajer atau penyelia terhadap personil
laboratorium yang dirasa membutuhkan pelatihan sehingga dapat meningkatkan
kompetensinya. Apabila dipandang perlu pihak laboratorium dapat mengundang
tenaga ahli untuk memberikan tambahan pengetahuan atau keterampilan bagi
personil laboratorium. Personil yang menyelenggarakan in-house training akan memberikan informasi kepada personil peserta
tentang jadual, jumlah peserta dan materi pelatihan. Seluruh peserta pelatihan in-house training diharuskan mengikuti
pelatihan sesuai jadual dan peraturan yang ditetapkan. Personil penyelenggara
melaporkan hasil pelaksanaan in-house
training dan memberikan penilaian terhadap peserta sebagai bahan
pertimbangan atau acuan untuk jenjang karir personil tersebut kepada manajer puncak
laboratorium.
Namun jika pembekalan dalam bentuk pengarahan oleh
personil senior yang berwenang terhadap personil baru sebelum ditempatkan pada
posisi tertentu dalam organisasi laboratorium untuk melaksanakan tugas yang
akan menjadi tanggung jawabnya disebut on the job training. Semua
rekaman pelatihan in-house training
serta hasil evaluasi pelaksanaan dan penilaian peserta harus dipelihara.
22) External training
External training merupakan pelatihan yang dilakukan di luar
laboratorium atas undangan atau partisipasi dalam suatu program pelatihan yang
dilakukan oleh pihak luar untuk meningkatkan kompetensi personil laboratorium. Apabila
pelatihan tersebut diikuti oleh personil senior dan diharapkan dapat memberikan
pengetahuan yang didapatkannya kepada personil lain (transfer of knowledge)
atas pengetahuan yang didapat dari external
training maka pelatihan jenis ini dikenal juga dengan istilah training
of trainer.
Berdasarkan sasaran pendidikan, pelatihan dan
keterampilan serta identifikasi pelatihan yang dibutuhkan, manajemen
laboratorium menunjuk personil yang sesuai untuk mengikuti pelatihan, seminar,
lokakarya, temu ilmiah atau forum ilmiah guna meningkatkan kompetensi dalam
menangani tanggung jawab dan tugasnya. Selama mengikuti kegiatan tersebut,
personil laboratorium yang menjadi peserta diwajibkan mengikuti acara secara
penuh sesuai jadual dan peraturan yang diberikan penyelengga.
Setelah mengikuti kegiatan tersebut, peserta
bersangkutan harus membuat laporan dengan melampirkan sertifikat atau
keterangan lain yang menyatakan telah mengikuti kegiatan kepada manajemen
laboratorium serta mengadakan training of
trainer sebagai tanggung jawabnya untuk melaksanakan transfer of knowledge kepada personil laboratorium lain yang belum
mendapat kesempatan. Manajemen laboratorium melaksanakan evaluasi pelaksanaan training of trainer dan membuat laporan
sebagai acuan untuk jenjang karir personil tersebut untuk disampaikan kepada manajer
puncak laboratorium. Seluruh rekaman yang berkaitan dengan kegiatan tersebut
termasuk sertifikat atau keterangan lain yang menyatakan telah mengikuti kegiatan
harus dipelihara.
33) Analyst proficiency test
Analyst proficiency test atau uji kompetensi
analis adalah penilaian
kompetensi personil teknis laboratorium khususnya analis dalam melaksanakan
pengujian terhadap parameter tertentu dengan metode yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan analyst proficiency test dapat dilakukan dengan cara penyelia laboratorium
mengevaluasi kompetensi masing-masing analis terhadap parameter
tertentu berdasarkan pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti oleh analis
terkait. Berdasarkan evaluasi tersebut, Penyelia Laboratorium membuat
perencanaan analyst proficiency test
yang meliputi tanggal pelaksanaan, nama analis yang akan mengikuti, parameter
yang akan diuji, metode pengujian dan persiapan sampel dengan menggunakan certified reference materials atau in-house reference materials. Pada saat
pelaksanaan analyst proficiency test, analis yang bersangkutan melakukan
pengujian sesuai dengan pengarahan yang diberikan oleh penyelia laboratorium.
Data hasil pengujian dievaluasi oleh penyelia laboratorium
dengan menggunakan nilai acuan pada certified
reference materials atau in-house
reference materials yang digunakan dengan mempertimbangkan nilai estimasi
ketidakpastiannya atau hasil uji
perolehan kembali (%R). Evaluasi
ini untuk mengetahui uji akurasi, sedangkan uji presisi menggunakan relative percent difference (%RPD) dimana perbedaan maksimal yang dapat diterima sangat tergantung dari
konsentrasi parameter yang diuji. Apabila data hasil uji berada dalam kisaran
nilai benar yang ditentukan, maka analis yang bersangkutan dinyatakan kompeten
untuk pengujian parameter terkait dengan tingkat akurasi yang memuaskan. Namun
sebaliknya, apabila data hasil pengujian berada diluar ketentuan tersebut maka
analis yang bersangkutan perlu mendapat pelatihan yang relevan.
Pada dasarnya, pelatihan yang dibutuhkan oleh personil
laboratorium tidak hanya terbatas pada aspek teknis, seperti: teknik
pengambilan sampel dan analisis; pengendalian mutu (quality control) dan
jaminan mutu (quality assurance), kalibrasi dan perawatan peralatan, uji
profisiensi atau program uji banding antar laboratorium, estimasi
ketidakpastian pengukuran dan lain sebagainya. Aspek penting lainnya adalah
pelatihan manajemen laboratorium, antara lain: praktek berlaboratorium yang
baik dan benar, standar sistem manajemen mutu laboratorium sesuai ISO/IEC 17025:
2005, penyusunan dokumentasi mutu laboratorium, audit internal laboratorium,
sistem manajemen informasi laboratorium, dan lain-lain. Formulir dibawah ini merupakan
contoh perencanaan pelatihan yang dibutuhan oleh suatu laboratorium, formulir pengajuan pelatihan, serta formulir evaluasi efektifitas kegiatan pelatihan.
Selain itu, untuk menambah pengetahuan personil
laboratorium disarankan untuk dapat berperan serta pada pertemuan teknis,
seminar, lokakarya, berpartisipasi dalam kegiatan standardisasi, menghadiri
pameran instrumentasi dan peralatan laboratorium, serta mengadakan kunjungan ke
laboratorium lain. Pada waktu tertentu, personil laboratorium juga sebaiknya
berkunjung ke perpustakaan, toko buku, atau mengakses internet untuk
mendapatkan publikasi teknis terbaru, seperti: buku, majalah, jurnal yang
berkaitan dengan laboratorium lingkungan. Hal ini diperlukan selain untuk
meningkatkan pengetahuan juga memberi dorongan moral serta meningkatkan rasa
percaya diri bagi personil laboratorium.
Thank you for the info. It sounds pretty user friendly. I guess I’ll pick one up for fun. thank u
ReplyDeletetraining iso 17025
thank for your comments
Delete