Ringkasan SNI 6989.6:2009 “Cara uji tembaga (Cu)
secara
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) – nyala”
1) Ruang
Lingkup
Metode
ini digunakan untuk penentuan tembaga (Cu) total dan terlarut dalam air dan air
limbah secara SSA pada kadar 0,2 mg Cu/L - 10 mg Cu/L pada λ = 324,7 nm.
Catatan: a) 0,2 mg
Cu/L = Limit of Quantitation
(LoQ)
b) 10 mg Cu/L = Limit
of Linearity (LoL)
c) 0,08 mg Cu/L = estimasi Method Detection Limit (MDLest)
d) tembaga terlarut = tembaga
dalam air yang dapat lolos melalui saringan membran pori 0,45 μm
e) tembaga total = tembaga yang terlarut dan tersuspensi dalam air
setelah dilakukan destruksi HNO3 serta pemanasan
2) Prinsip
Analit logam tembaga dalam nyala udara
asetilen diubah menjadi bentuk atomnya, menyerap energi radiasi elektromagnetik
yang berasal dari lampu katoda dan besarnya serapan berbanding lurus dengan
kadar analit.
3) Bahan kimia yang dibutuhkan
a) air bebas mineral yang memiliki daya hantar
listrik < 2 μS/cm;
b) asam nitrat (HNO3) pekat p.a;
c) larutan standar logam tembaga (Cu);
d) gas asetilen (C2H2) HP
dengan tekanan minimum 100 psi;
e) kalsium karbonat (CaCO3);
f) larutan pencuci
5% HNO3(v/v);
g) larutan
pengencer 0,05 M HNO3; dan
h) udara tekan.
4)
Peralatan yang
dibutuhkan
a) Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA)-nyala;
b) lampu
katoda berongga (Hollow Cathode Lamp, HCL) tembaga;
c) gelas
piala 100 mL dan 250 mL;
d) pipet
volumetrik 10,0 mL dan 50,0 mL;
e) labu
ukur 50,0 mL; 100,0 dan 1000,0 mL;
f) Erlenmeyer
100 mL;
g) corong
gelas;
h) kaca
arloji
i) pemanas
listrik;
j) seperangkat
alat saring vakum;
k) saringan
membran dengan ukuran pori 0,45 μm;
l) timbangan
analitik dengan ketelitian 0,0001 g; dan
m) labu semprot.
5)
Pengawetan contoh uji
Wadah : botol plastik (polyethylene, PP) atau botol gelas
Pengawet : a) untuk
logam terlarut, saring dengan saringan membrane berpori 0,45 μm dan tambahkan HNO3
hingga pH < 2
b) untuk logam total, asamkan dengan HNO3
hingga pH < 2
Lama Penyimpanan : 6 bulan
Kondisi Penyimpanan : suhu ruang
7)
Pengendalian mutu
a) gunakan bahan kimia pro analisis
(pa);
b) gunakan
alat gelas bebas kontaminasi;
c) gunakan
alat ukur yang terkalibrasi;
d) dikerjakan
oleh analis yang kompeten;
e) koefisien
korelasi regresi linier (r) ≥ 0,995 dengan intersepsi (a) ≤ MDLest;
f) lakukan
analisis blanko dengan frekuensi 5% - 10% per batch (satu seri
pengukuran) atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji < 10 sebagai kontrol
kontaminasi
g) lakukan
analisis duplo dengan frekuensi 5% - 10% per batch atau minimal 1 kali
untuk jumlah contoh uji < 10 sebagai kontrol ketelitian analisis. Jika %RPD
> 10%, maka dilakukan pengukuran selanjutnya hingga diperoleh nilai %RPD ≤
10%
h) lakukan
kontrol akurasi dengan spike matrix atau salah satu standar kerja dengan
frekuensi 5% - 10% per batch atau minimal 1 kali untuk 1 batch. Kisaran
persen temu balik untuk spike matrix adalah 85% - 115% dan untuk standar
kerja 90% – 110%.
i) Lakukan
analisis terhadap blind sample; dan
j) buat
control chart untuk akurasi dan presisi analisis
Pak mau tanya,bagaimana jika baku mutu Cu (0,02 mg/L) lebih rendah dibanding MDLest (0,08 mg/L)
ReplyDeleteJika telah diketahui bahwa nilai baku mutu lebih rendah dibandingkan dengan MDL estimasi, maka laboratorium harus menggunakan metode lain hingga diperoleh MDL estimasi kurang dari baku mutu. Untuk penentuan tembaga (Cu)dapat menggunakan AAS flameless, ICP-OES atau ICP-MS dan lain sebagainya. Semoga bermanfaat....
ReplyDelete