Monday 11 April 2016

BATAS KEBERTERIMAAN PRESISI BERDASARKAN HORRAT VALUE

Ditulis Oleh : cak war | Anwar Hadi

BATAS KEBERTERIMAAN PRESISI BERDASARKAN HORRAT VALUE

Nilai %RPD dimungkinkan nol karena pengulangan hanya dilakukan secara duplikat atau duplo, namun untuk %RSD tidak mungkin nol karena minimal 3 pengulangan pengujian memiliki variasi ketidakstabilan dari berbagai sumber yang ada. Batasan reprodusibilitas dalam dan antar laboratorium menggunakan persamaan HORRAT, yaitu perbandingan antara nilai %RSD perhitungan dengan nilai %RSD prediksi, yang dirumuskan:

Batas keberterimaan HORRAT, adalah 0,3 – 1,5 untuk reprodusibilitas dalam laboratorium, sedangkan reprodusibiltas antar laboratorium memiliki batas keberterimaan 0,5 – 2.

Jika hasil pengujian simplo dan duplo untuk pengujian COD dalam air limbah berturut-turut adalah 9,9 mg/L dan 10,3 mg/L diperoleh nilai %RPD = 4,0%, maka nilai 0,5 x %CVHorwitz adalah:

Sehubungan dengan %RPD ≤ 0,5 x %CVHorwitz atau 4,0% ≤ 5,6%, maka  repitabilitas pengujian COD dalam air limbah memenuhi batas keberterimaan.

Namun demikian, jika pengujian COD dalam air limbah dilakukan secara triplo, dengan hasil berturut-turut, 9,9 mg/L, 10,3 mg/L, dan 8,9 mg/L sehingga diperoleh %RSD = 7,4%, maka nilai %CVHorwitz adalah: 
  
Batas keberterimaan reprodusibilitas dalam laboratorium, dihitung sebagai berikut:

Sehubungan dengan nilai HORRAT = 0,7 berada pada rentang batas keberterimaan antara 0,3 – 1,5, maka reprodusibilitas dalam laboratorium tersebut memenuhi batas keberterimaan presisi.

Batas keberterimaan %CVHorwitz dapat juga digunakan sebagai batasan awal (starting point) ketika batasan repitabilitas melalui bagan kendali (control chart) belum ditentukan oleh laboratorium lingkungan yang melakukan pengujian parameter kualitas lingkungan. Berdasarkan persamaan Horwitz tersebut, dapat diketahui bahwa semakin rendah kadar suatu analit yang diuji, maka batasan %RSD semakin besar. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah kadar analit yang diuji, maka semakin memiliki tingkat kesulitan pengujian yang lebih tinggi sehingga presisi yang baik sulit dicapai. Tabel dibawah ini merupakan batas keberterimaan presisi berdasarkan %CVHorwitz untuk kadar tertentu.

Tabel: Batas keberterimaan presisi berdasarkan persamaan Horwitz
Kadar analit dalam sampel
Batas keberterimaan presisi
Repitabilitas
(0,5%CVHorwitz)
Repro. dalam lab.
(0,67%CVHorwitz)
Repro. antar lab.
(%CVHorwitz)
100% (1/1)
1,0
1,3
2.0
10% (1/10)
1,4
1,9
2,8
1% (1/100)
2,0
2,7
4.0
1/1000
2,8
3,8
5,7
1/10.000
4,0
5,3
8,0
1/100.000
5,7
7,5
11,3
1/1.000.000 (1 ppm)
8,0
10,7
16,0
1/10.000.000 (0,1 ppm)
11,3
15,1
22,6
1/100.000.000 (0,01ppm)
16,0
21,3
32,0
1/1.000.000.000 (1 ppb)
22,6
30.2
45,3

27 komentar:

  1. maaf pa mau tanya batas keberterimaan horrat 0,3-1,5 itu dapet darimana ya pa, soalnya saya cari di apendix D guideline batasnya 0,5-1,5

    ReplyDelete
  2. Beberapa literatur mencantumkan batasan yang berbeda terhadap nilai horrat, tergantung kondisi pengulangan pengujian yang dilakukan (repeatability., reproducibility within lab., dan reproducibility between labs.). Salah satu literatur yang saya gunakan adalah "HORWITZ EQUATION AS QUALITY BENCHMARK IN ISO/IEC 17025 TESTING LABORATORY" Makasih

    ReplyDelete
  3. Terima kasih info ini sangat bermanfaat.

    ReplyDelete
  4. mau tanya ya pak,,kalo utk penentuan CV Horwitz antar lab kan ckup CVHorwitz = 2^(1-0,5 LogC),,
    Nahh,,,klo dalam Lab sendri kan utk repronya %CV Horwitz dikalikan 0,67 dan repeatnya %CV Horwitz dikalikan 0,5.
    0,67 utk repro dan 0,50 utk repeat itu ddpt dr mana ya pak???...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba Yeny, faktor pengali 0,67 untuk repro dan 0,5 untuk repeat adalah ketentuan berdasarkan penelitian yang dilakukan Dr. Willian Horwitz yang menemukan rumus tersebut dengan mempertimbangkan kondisi saat pengulangan pengujian dilakukan. Makasih

      Delete
    2. makasih pak ilmux...
      oia pak mo tanya lgi, selama ini sy klo utk menghitung repeat dan reprodusibilitas batas keberterimaannya :
      Repeatibility diterima jika %RSD < 0.67RSDHorwitz
      Reproducibility diterima jika %RSD < RSDHorwitz
      jdi gmna ya pak ???...
      Mohon bantuannya

      Delete
    3. makasih pak infox,,
      oia pak,,selama ini kan sy klo utk pengerjaan repeat dan reprodusibiltas batas keberterimaan yg sy gunakan :
      Repeatibility diterima jika %RSD < 0.67RSDHorwitz
      Reproducibility diterima jika %RSD < RSDHorwitz
      itu gmna ya pak..???
      soalx berbeda dgn materi diatas...

      Delete
  5. makasih pak infox,,
    oia pak sy mo brtnya lgi,,slama ini kan sy utk pengerjaan repeat dan reprodusibilitas batas keberterimaan yg sy kerjakan :
    Repeatibility diterima jika %RSD < 0.67RSDHorwitz
    Reproducibility diterima jika %RSD < RSDHorwitz
    itu gimana pak ya???...

    ReplyDelete
  6. makasih pak infox,,
    oia pak,,selama ini kan sy klo utk pengerjaan repeat dan reprodusibiltas batas keberterimaan yg sy gunakan :
    Repeatibility diterima jika %RSD < 0.67RSDHorwitz
    Reproducibility diterima jika %RSD < RSDHorwitz
    itu gmna ya pak..???
    soalx berbeda dgn materi diatas...

    ReplyDelete
  7. makasih pak infox,,
    oia pak,,selama ini kan sy klo utk pengerjaan repeat dan reprodusibiltas batas keberterimaan yg sy gunakan :
    Repeatibility diterima jika %RSD < 0.67RSDHorwitz
    Reproducibility diterima jika %RSD < RSDHorwitz
    itu gmna ya pak..???
    soalx berbeda dgn materi diatas...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berikut ini batas keberterimaannya:
      Reapetabilitas < 0,5 x Horwitz
      Reprodusibilitas didalam lab. < 0,67 x Horwitz
      Reprodusibilitas diluar lab. < 1 x Horwitz
      Makasih

      Delete
  8. Replies
    1. Pak,
      Kalo misalnya reprodusibilitasnya diterima tapi HorRat diluar range. Keputusan mana yang diambil?
      terima kasih

      Delete
    2. Horrat digunakan untuk menghindari adanya %RSD = 0%, karena itu secara statistik yang harus diikuti adalah horrat

      Delete
  9. Assalamualaikum pak anwar, kalau horrat dr rsd hasilnya kurang dr 0,3 apakah bisa diterima?
    Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wass.wr.wb., pengulangan pengujian tersebut harus diulang hingga dapatkan nilai horrat 0,3 - 1,5

      Delete
  10. pak saya masih belum paham korelasi antara cv horwitz dengan RSD. tolong penjelasannya untuk sampel <1 ppm kriteria seharusnya seperti apa terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. %RSD merupakan hasil pengulangan pengujian sedangkan CV Horwitz itu batasannya. Jika %RSD < 0,67 CV Horwitz atau %RSD < 10,7% maka pengulangan pengujian diterima dan begitu juga sebaliknya

      Delete
  11. Assalamu alaikum pak Anwar,
    Pengen mastiin, untuk kolaborasi antar LAB maksudnya gimanaya pak? misalnya 3 lab, apa semua bacaan lab digabung kemudian ditentukan nilai %RSD/ HoRatnya? artinya tidak bisa diketahui lab mana yang bias/tidak presisi jika nilainya tidak bisa diterima.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wass.wr.wb., kolaborasi antar lab, evaluasinya menggunakan ISO 13528 bukan menggabungkan ke 3 hasil lab tersebut

      Delete
  12. %RSD merupakan hasil yang kita peroleh dari pengulangan pengujian (sd/rerata)x 100% namun CV Horwitz adalah batasnnya, apakah diterima atau ditolak

    ReplyDelete
  13. Pak izin bertanya, saya mahasiswa sedang menyusun tugas akhir, terkait uji presisi pada salah satu parameter validasi, saya menggunakan CV horwitz sebagai syarat keberterimaan, perusahaan menggunakan 2/3 CV horwitz, namun ladasan penetapannya kenapa 2/3 saya kurang mengerti, karena syarat 2/3 CV horwitz harus saya tuliskan mengacu pada standar apa, berbeda dengan akurasi yang jelas saya mengacu pada AOAC, inti pertanyaanya standar apa yang menyatakan pembolehan penggunaan CV horwitz sebagai syarat keberterimaan presisi dan kenapa 2/3 CV horwitz?

    ReplyDelete
  14. ya mas, presisi berlaku sebagai berikut:
    1) 0,5 CV Horwitz berlaku pada repeatabilitas
    2) 0,67 CV Horwitz atau 2/3 CV horwitz berlaku reprodusibilitas dalam laboratorium
    3) 1 CV reprodusibilitas antar laboratorium (Uji profisiensi)
    makasih

    ReplyDelete

 
Copyright © . infolabling Anwar Hadi - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger