Kontinuitas
Kurva Kalibrasi Standar
(continuing
calibration standard, CCS atau laboratory
control standard, LCS )
Setelah kurva kalibrasi yang terbentuk memenuhi
batas keberterimaan secara statistika yaitu linearitas diterima dengan
koefisien regresi linear (r) ≥ 0,995 atau koefisien determinasi (R2)
≥ 0,990, maka sebelum sampel uji diukur, terhadap kurva kalibrasi tersebut
dilakukan pengecekkan. Pengecekkan kurva kalibrasi dikenal dengan istilah kontinuitas
kurva kalibrasi standar (continuing
calibration standard, CCS atau laboratory
control standard, LCS ). CCS atau LCS dilakukan dengan mengukur konsentrasi
tengah larutan kerja yang independen pada kurva kalibrasi awal. CCS dimaksudkan
untuk menjamin akurasi kurva kalibrasi standar dan dilakukan sesaat kurva
kalibrasi terbentuk namun sebelum digunakan untuk pengujian sampel lebih
lanjut.
Ketika informasi batasan deviasi belum tersedia,
maka deviasi CCS yang diterima adalah maksimal 10% dari nilai kurva kalibrasi
awal atau melalui perhitungan uji perolehan kembali (%R) 100% ± 10%. Deviasi
dihitung dengan persamaan dibawah ini:

Keterangan:
%D =
deviasi nilai konsentrasi tengah larutan kerja kurva kalibrasi standar
C1 =
konsentrasi tengah larutan kerja kurva kalibrasi
C2 =
konsentrasi tengah larutan kerja setelah kurva kalibrasi terbentuk
Bila ditentukan melalui perhitungan uji perolehan
kembali, maka menggunakan persamaan dibawah ini:
Keterangan:
%R = hasil uji perolehan kembali
Chasil = konsentrasi tengah larutan kerja setelah kurva
kalibrasi terbentuk
Ctarget =
konsentrasi tengah larutan kerja kurva kalibrasi
Sebagai ilustrasi perhitungan deviasi CCS adalah
sebagai berikut, setelah kurva kalibrasi awal terbentuk maka konsentrasi tengah
larutan kerja independen diukur sehingga diperoleh nilai respon instrumen
(absorbansi) yang kedua. Nilai absorbansi kedua dimasukkan ke dalam persamaan regresi
linerar kurva kalibrasi sehingga diproleh konsentrasi tengah larutan kerja
hasil perhitungan.
Jika persamaan regresi linear kurva kalibrasi awal
adalah:
y = 1,0268x + 0,0098
sedangkan konsentrasi tengah larutan kerja kurva
kalibrasi (0,4 ppm) diperoleh nilai konsentrasi berdasarkan perhitungan 0,41,
maka deviasi adalah:

Dengan demikian, kurva kalibrasi awal yang telah terbentuk dapat digunakan untuk pengujian sampel lebih lanjut. Rekaman setiap hasil uji perolehan kembali (%R) atau deviasi (%D) harus dipelihara. Rekaman tersebut dapat digunakan sebagai dasar penentuan bagan kendali dan lebih lanjut dapat sebagai dasar peningkatan berkelanjutan.
Dengan demikian, kurva kalibrasi awal yang telah terbentuk dapat digunakan untuk pengujian sampel lebih lanjut. Rekaman setiap hasil uji perolehan kembali (%R) atau deviasi (%D) harus dipelihara. Rekaman tersebut dapat digunakan sebagai dasar penentuan bagan kendali dan lebih lanjut dapat sebagai dasar peningkatan berkelanjutan.
rumus diatas di dapat dari sumber buku mana nih?
ReplyDeleteBisa baca di APHA atau maria csuros
ReplyDelete